NASA Berhasil Luncurkan Pesawat Penabrak Asteroid, Misi Melindungi Bumi Dimulai

California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya sukses meluncurkan pesawat luar angkasa Dual Planet Redirection Test (DART) untuk misi uji coba penyelamatan Bumi dari Asteroid.

Pesawat DART meluncur pada Selasa (23) malam pukul 22:20 waktu setempat dari Room Introduce Complicated 4 di Vandenberg Area Force Base, The Golden State, AS.

DART menunggangi roket Spacex Falcon 9 untuk menembus atmosfer Bumi. Setelah hampir sembilan menit lepas landas, roket Falcon 9 sukses kembali ke Bumi dan mendarat di kapal yang berada di Samudra Pasifik. Pendaratan di laut ini juga menandai ke-95 kalinya SpaceX sukses memulangkan roket pendorongnya ke Bumi.

DART sekarang sedang dalam perjalanan untuk melakukan uji coba pertahanan Bumi dari ancaman planet. Misi ini bertujuan untuk mencoba mempelajari bagaimana menangkis ancaman yang akan datang ke Bumi.

Planet yang menjadi incaran DART adalah Didymos yang mengelilingi tepat di luar jalur orbit Bumi. Pesawat tersebut akan mencapai targetnya antara akhir September atau awal Oktober tahun depan. NASA telah menghabiskan dana untuk proyek paling ambisius DART sekitar 330 juta dolar AS (Rp 3,4 triliun), jauh di bawah banyak misi lainnya.

Begitu pesawat DART tiba di sana, ia akan menabrakkan dirinya ke asteroid pendamping Didymos yang punya ukuran lebih kecil, yakni moonlet Dimorphos. Saat itu, DART akan melaju dengan kecepatan sekitar 6,6 km/detik atau 24.100 km/jam.

Dampak tabrakan itu akan menimbulkan dorongan kinetik, sehingga mengubah kecepatan orbit Dimorphos di sekitar tubuh utama Didymos sepersekian persen, tetapi mampu memperlambat beberapa menit.

Kamera yang dipasang pada DART yang seukuran tas kerja yang akan dilepaskan sekitar 10 hari sebelum misi dilakukan. Kamera itu akan merekam tabrakan dan memancarkan gambarnya kembali ke Bumi.

Menurut NASA, perubahan orbit Dimorphos di sekitar Didymos akan diamati dan diukur dengan teleskop di Bumi, untuk melihat apakah misi tersebut berhasil atau tidak.

Sebagai perbandingan, asteroid Didymos memiliki ukuran lebih besar berbentuk seperti gasing berputar dan berdiameter sekitar 780 meter, sementara Dimorphos berdiameter sekitar 160 meter.

Kedua planet itu dinyatakan tidak memiliki peluang untuk berdampak pada Bumi sama sekali.

Ini adalah kecelakaan pesawat ruang angkasa yang disengaja. Apa yang kami coba pelajari adalah bagaimana menangkis ancaman.

- Thomas Zurbuchen, Affiliate Manager NASA -


Meski meluncurkan misi ini, Thomas Zurbuchen menekankan NASA tidak mengetahui adanya ancaman tabrakan asteroid dalam waktu dekat ke Bumi. Ada miliaran asteroid dan komet yang mengorbit Matahari, tetapi hanya sedikit yang berpeluang menabrak Bumi dalam waktu yang sangat lama.

"Dari semua objek dekat Bumi yang kita kenal sekarang, tidak ada satu pun yang menjadi ancaman dalam 100 tahun atau lebih," kata Zurbuchen dikutip Area.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Unik, Kota Sleman Diguyur Hujan Es Seukuran Biji Jagung

Santriawati Berusia 14 tahun Menjadi korban Pencabulan Guru Nagji Sebanyak 8 kali di Brebes

Ibu 2 Anak Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kamar Indekosnya di Semarang, Diduga Dibunuh Oleh Suaminya